Jurnal Renong

     Saat ini banyak orang tertarik menjalani usaha online . Apalagi kondisi pandemi yang membuat aktivitas diluar rumah jadi terbatas. Maka kondisi ini dimanfaatkan sebagian orang untuk menggeluti usaha online, terutama online shop.      Karena usaha online semakin hari semakin berkembang, saat ini usaha online juga dapat dilakukan nyaris tanpa memiliki modal produk sendiri atau yang dikenal dengan istilah  reseller . Reseller mengikuti stok produk dari penjual pertama, atau dalam hal ini disebut supplier , kemudian memasarkannya untuk mendapatkan keuntungan.      Terkadang kita sebagai reseller pemula kebingungan saat   menentukan harga jual pada customer ya, Kawan Renong? Walau sebenarnya menentukan   harga jual untuk reseller sesungguhnya dapat dihitung secara sederhana. Karena reseller tidak perlu repot merinci harga pokok, biaya operasional, gaji karyawan , biaya listrik, transport dan seterusnya. Biasanya supplier sudah menentukan harga produknya, dan reseller mengambil keuntun

     Iklan es krim yang saya lihat di televisi 2 menit yang lalu berhasil membuat ngiler . Tekstur es krim yang padat namun lumer di lidah sangat cocok dinikmati di siang hari yang terik ya kan, Kawan Renong? Tapi menikmati es krim di malam hari juga ga ada salahnya  ko..      Es krim adalah salah satu makanan yang paling banyak disukai oleh semua kalangan khususnya anak- anak. Dengan berbagai variasi rasa, es krim memiliki banyak penggemar. Minimarket ataupun warung banyak yang menyediakan es krim, sehingga tak sulit untuk mendapatkannya.      Es krim juga bisa jadi peluang usaha yang cukup menarik untuk dicoba. Modal untuk membuat es krim juga cukup terjangkau. Ngga percaya ? mari kita coba urai satu persatu ya.. Modal awal berupa bahan   untuk 1 varian es krim strawberry: 1.        1 kotak Tepung Maizena harga Rp.4.500 2.        1kotak SP merek Koepoe-koepoe sebagai emulsifier kalau tidak ada bisa pakai TBM atau Ovalet. Rp 4.000 3.        1 sachet POP ICE rasa Strawberr

  Menjadi dropshipper pada suatu marketplace saat ini saya perhatikan boleh dibilang sudah pada tahap saturated , jenuh. Dari sisi penjual, persaingan antar seller benar – benar sengit. Banyak penjual rela memperoleh profit sedikit bahkan tidak mendapat keuntungan sama sekali demi turut memeriahkan perang harga :D, ya ngga lah, tentu saja demi menarik minat customer untuk berbelanja di toko mereka dengan penawaran harga paling murah. Kemudian dari sisi pembeli, banyak pembeli sudah pintar dalam mencari barang langsung ke supplier dengan memanfaatkan filter yang ada di marketplace, membaca ulasan atau komentar pembeli yang sudah transaksi sebelumnya, sehingga pembeli sudah bisa menilai sendiri lanjut atau tidaknya melakukan transaksi di toko tersebut. Selain itu, saat ini sudah banyak produsen dan supplier juga ikut berjualan di marketplace . Loh , emang apa salahnya supplier atau produsen ikutan nimbrung jualan? Yahh tentu saja dari segi harga, supplier bakal memberikan harga m